The Way Of Life: February 2008
Google

Monday, February 18, 2008

Transparansi Tarif


Yang terjadi akhir – akhir ini di kancah persaingan operator selular adalah perang tarif, dari yang O rupiah sampai dengan 0,5 rupiah. Tentu dengan syarat dan ketentuan yang berbeda. Akan tetapi yang menarik adalah selalu ada tanda asterix / bintang ( * ) , yang artinya tulisan atau angka tarif yang dicetak GUEDE GUEDE tersebut ada ketentuan lagi ( biasanya tertera di bawahnya dengan tulisan yang kuicil kuicil), misal berlaku setelah menit tertentu, ada hanya dalam lingkungan operator yang bersangkutan. Akhirnya customer pun paham bahwa tarif yang digembar gemborkan pasti ada ‘sesuatu’ di baliknya. Sebenarnya hal tersebut wajar – wajar saja, namanya juga iklan, jadi harus bombastis. Logika-nya jika tarif selular terlalu murah, maka keuntungan untuk operator tersebut akan turun, nah nanti direksinya bisa bisa dijitak ama komisaris. Juga jika tarif terlalu murah, yang terjadi load jaringan akan menjadi besar, sehingga pengguna lain akan kesulitan dalam melakukan panggilan karena infra struktur para operator belum bisa menghandle load yang sangat tinggi dengan sempurna ( kecepatan yang stabil ). Ambil contoh jika musim lebaran, pasti layanan sms macet, dll.
Transparansi tarif juga berlaku pada sistem rumah sakit, secara internal dan external. Contoh pada sisi external tarif poli untuk jaminan umum non kelas sama untuk seluruh pasien, jangan sampai untuk pasien A tarifnya 5000 untuk pasien B tarifnya 5500, hal tersebut akan mengurangi kepercayaan pasien kepada rumah sakit tersebut. Hal yang sama juga di sisi internal misal untuk tarif suntik di UGD 10.000 dengan komponen jasa dokter 5000 rupiah misalnya, jangan sampai jumlah jasa tersebut di tangan dokter hasilnya berbeda dengan potongan tidak jelas. Jika potongan jelas misal pajak hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kepuasan dokter yang berimbas pada totalitas pelayanan di rumah sakit tersebut. Jadi hindarilah ‘karakter asterik’ dalam pembuatan tarif. Demi kepuasan pasien dan kepuasan internal rumah sakit.

Labels: , , ,

Hide it

Apa yang menyebabkan Nokia Communicator Series merajai pasar, selain desainnya yang bagus dan dukungan aplikasi yang melimpah. Salah satunya adalah Nokia mampu membuat 2 sisi yang berbeda dalam sebuah ponsel yang ‘berteknologi tinggi’. User bisa menggunakan Communicator Series dengan simple dalam kondisi ‘tertutup’ tetapi dalam kondisi ‘terbuka’ Communicator menunjukkan seluruh kemampuan yang sebenarnya. Hal inilah yang menjadi Communicator Series lebih mudah digunakan karena mampu menyembunyikan ( memisahkan ) kerumitan dalam penggunaanya. Jangan sampai fasilitas standar seperti membuat panggilan atau ketika ingin mengetik sms yang biasanya mudah menjadi sulit atau dipersulit ketika menggunakan produk yang lebih canggih, hal inilah yang mungkin perlu dihindarkan dalam pembuatan sebuah produk. Mungkin bisa menjadi inspirasi bagi produsen – produsen yang ingin menyaingi Communicator series dari Nokia. Sama seperti produk aplikasi komputer, aplikasi yang hebat seharusnya yang mudah digunakan bukan yang sulit digunakan. Hide It!

Labels: , ,

Not Enough Space to Remember

Apple Form Factor Evolution

Ada pepatah “Sesuatu yang berlebihan tidak bagus”. Mungkin inilah yang terjadi ketika Apple pada masa “kegelapan” memproduksi terlalu banyak variasi produk sehingga customer menjadi bingung. Akhirnya hal tersebut hampir menyebabkan Apple. Corp jatuh bangkrut, sebelum akhirnya diselamatkan oleh salah satu pendirinya Steve Jobs dengan mengeluarkan produk I-series yaitu I Mac dan ai ai yang lain. Sebelum kedatangan Steve Jobs, produk dari Apple sangat banyak, meski banyak juga yang melampaui jamannya seperti produk Newton . Hal yang sama sekarang terjadi pada produk – produk Nokia, dari seri 3xxx,5xxx,6xxx,7xxx,8xxx dan 9xxx. Sekarang Nokia mulai menggunakan seri huruf untuk beberapa produk barunya seperti N-Series dan E-series untuk produk High End-nya. Kenyataan di lapangan orang lebih mudah menghafal produk dengan kode Huruf di depannya. Hal tersebut juga dilakukan oleh Sony Ericsson, dengan tipe T, K, P , dll. Misal T610, K800, P800, P1 dan masih banyak lagi. Sehingga tipe – tipe tersebut dapat ‘nyantol’ di space otak customer. Sehingga tidak terjadi ‘produk-produk sampah’ yang akhirnya dilupakan oleh customer karena menggunakan kode seri yang memusingkan. Produk Apple Corp yang baru jarang sekali menggunakan kode seri angka untuk produknya, I Mac, I Pod, I Pod Nano, I Phone, semuanya terfokus dengan baik, yang membedakan biasanya hanya kapasistas penyimpananya, misal I Pod Nano 4 G, dll. Pengkodean memang gampang – gampang susah, ambil contoh jika kita ingin mengkodekan tarif tindakan dalam sistem SIMRS. Misal 510101 untuk tidakan suntik dibandingkan dengan ICU0101, maka kode yang kedua yaitu ICU0101 akan lebih mudah diingat daripada kode 510101, misal 51 adalah kode untuk layanan ICU. Dari ‘pandangan pertama’, user yang baru akan tahu bahwa ICU0101 itu adalah tindakan di ICU, nah selanjutnya dia hanya mengingat kode urut saja, jadi menghemat space di otak user. Try it!

Labels: , , , ,